Minggu, 15 Juni 2014

faktor faktor hambatan



Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :
- Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
- Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
- Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

macam komunikasi bisnis



Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.
Ada lima komponen penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Pengirim pesan (sender atau komunikator)
b. Pesan yang dikirimkan (message)
c. Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media)
d. Penerima pesan (receiver atau komunikan); dan
e. Umpan balik (feedback) atau effect
Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :
a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.

high context komunikasi bisnis




High Context di dalam komunikasi suatu bisnis, high context yang lebih menekankan sebuah hubungan persahabatan yang mendasari pendalaman terhadap tujuan tertentu, sehingga banyak hal yang tersirat atau bermakna dalam setiap pembicaraan yang rendah ataupun dasar. Dua konteks komunikasi ini sangat bertentangan, oleh karena itu perbedaan budaya sangatlah mempengaruhi berjalannya suatu kebehasilan bisnis. Dalam pengambilan keptusanpun dalam perusahaan yang mempunyai konteks rendah, terlihat lebih cepat karena focus pada tujuan, sedangkan dalam perusahaan yang mempunyai konteks tinggi lebih menekankan relasi atau persahabatan karena itu pengambilan keputusan relatif lama. D. Negosiator Yang Berpengaruh dalam Bisnis Dalam berbisnis tidaklah hanya cukup sebuah hal yang berkaitan dengan mutu dan sejenisnya akan tetapi peran negosiator sangatlah berpengaruh dalam penentuan keberhasilan suatu bsinis. Dalam artikel diatas diberikan sebuah contoh Negara yang mempunyai strategi dalam memahami budaya Negara lain, Jepang merupakan Negara yang mempunyai hal tersebut. Jepang membentuk sebuah tim yang bertugas untuk memahami budaya-budaya negara sasaran bisnis, sehingga saat melakukan negosisasi, para negosiator sudah mampu menguasai kebudayaan mitranya. Hal tersebutlah yang menjadi sebuah jembatan mulus untuk keberhasilan sebuah bisnis. Banyak hal yang perlu diperhatikan oleh setiap negosiator adalah bahasa yang digunakan dalam melakukan negosiasi bisnis, serta yang utama adalah mengetahui budayannya dan dari budaya mitranya dapat dicari solusi melakukan pendekatan terhadap mitra bisnis tersebut.

komunikasi bisnis lintas budaya



KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA :
 A. Penjelasan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau Negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara. Didalam artikel diatas komunikasi bisnis antar budaya menjadi hal terpenting dalam keberlangsungan bisnis. Dalam sebuah bisnis banyak hal yang perlu diperhatikan, dari mutu suatu produk, penguasaan teknologi, penelitian, dan keterampilan berkomunikasi. Dari semua hal itu, adalah komunikasi menjadi suatu hal yang terpenting karena mencakup promosi, periklanan, dan negosiasi. Oleh karena itu pengertian komunikasi bisnis sangat berpengaruh dalam sebuah bisnis. Komunikasi yang dimaksudkan di atas adalah sebuah komunikasi yang mampu mengenali budaya orang lain untuk sebuah tujuan bisnis. B. Urgensi Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Didalam artikel diatas terlihat sekali bahwa urgensi komunikasi bisnis lintas budaya sangatlah penting di era globalisasi yang sudah melakukan perdagangan bebas, perbedaan budaya yang ada dapat menghambat kelancaran suatu bisnis terlihat pada artikel diatas, ketika seorang wanita amerika yang mencoba untuk berbisnis dengan mitra Jepangnya, hanya kerena pembicaraan yang selalu sederhana tanpa ke pembicaraan pokok, wanita Amerika tersebut berfikir bahwa mitranya tidak menyukai bisnis yang ditawarkan. Padahal budaya bisnis orang Jepang adalah dengan melakukan pendekatan yang seperti sahabat, sehingga melakukan pembicaraan-pembicaraan yang rendah dahulu, lalu jika sudah merasa enjoy, baru melakukan pembicaran yang serius. Itu merupakan sebuah contoh kecil yang menggambarkan betapa urgensinya komunikasi bisnis lintas budaya dalam kehidupan bisnis. Oleh karena itu dalam hal berbisnis sangat lah penting menyamakan atau mengimbangi budaya mitra bisnis kita, karena jika sudah sepaham dalam berkomunikasi maka, bisnis akan menjadi lancar. C. Perbedaan Budaya Yang Mempengaruhi Bisnis Perbedaan budaya menjadi hal yang menjerumuskan seseorang dalam kegagalan sebuah bisnis. Banyak hal yang mengakibatkan perbedaan budaya itu terjadi salah satunya adalah perbedaan konteks yang rendah dan tinggi atau sering disebut low context dan high context. Low Context merupakan penekanan terhadap individualisme dan profesionalisme, hal ini merupakan salah satu ciri orang yang selalu to do point, langsung focus terhadap tujuan. Berbeda dengan

komunikasi bisnis antar budaya



“Komunikasi Bisnis Antar budaya dalam Era Globalisasi” :
Dalam dasawarsa tahun 1990-an, dunia tengah memasuki periode kemakmuran ekonomi atau yang sering disebut boom economi. Globalisasi telah menjadi konsep fenomenal dalam diskursus pemikiran dewasa ini. Kekuatan-kekuatan ekonomi dunia melanda, melintasi batas Negara, menghasilkan demokrasi yang lebih besar, kebebasan yang lebih besar, peluang, dan tantangan yang lebih besar, dan kemakmuran yang lebih besar pula. Oleh karenya, dalam era globalisasi, interaksi antarnegara akan semakin dipengaruhi oleh factor ekonomi, globalisai dipresepsi sebagai dunia tanpa batas. Pada pola ini diasumsikan kesalingtergantungan antarnegara semakin nyata dan menguat. Akibatnya, hubungan dagang tidak lagi mengenal batas-batas geografis dan kedaulatan Negara. Didalam ekonomi global, pertimbangan ekonomi hampir selalu melebihi pertimbangan politis. Pada era ini, berbagai produk industry yang masuk pasar global dipatok dengan standar internasional. Kita tidak cukup hanya mengandalkan produk yang kompetitif, harga yang bersaing, iklan dan promosi yang menggebu-gebu, tetapi kita juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam mengamati karakteristik pasar dan kemampuan persuasi pemasaran/negosiasi bisnis lewat ancangan komunikasi antarbudaya. Trend globalisasi perdangan dewasa ini telah menjadi arus besar yang tidak dapat dielakan. Keikutsertaan Indonesia tersebut merupakan langkah antisipatif yang strategis. Dalam kancah persainagn tersebut, kita dapat menguji sejauh mana kemajuan, kemadirian dan daya kompetitif bangsa kita dalam arena internasional. Ekonomi Indonesia harus menghasilkan produk barang dan jasa yang mampu bersaing karena mutu, harga, dan pelayanan. Disamping itu, tentu saja memiliki kemampuan memasarkannya secara global. Michael Porter, menurutnya bangsa yang kompetitif adalah bangsa yang memiliki komitmen dan sikap kritis terhadap mutu, penguasaan teknologi, intensifikasi penelitian, dan pengembangan yang berorientasi pasar, serta keterampilan dalam melakukan pemasaran negosiasi bisnis yang mendunia. Di Indonesia bidang komunikasi yang mencakup komunikasi pemasaran, periklanan, negosiasi, public realtions, dan komunikasi bisnis antabudaya, terlihat masih terpinggirkan. Padahal, untuk membentuk pebisnis-pebisnis lintas budaya (internasional), kemampuan berkomunikasi mutlak diperlukan. Dalam konstelasi persaingan ekonomi global, kemampuan kita memasarkan barang tidak cukup hanya mengandalakan naluri “berjualan”, tapi perlu dibentuk budaya bisnis professional yang mencakup komiten mutu, etos kerja, kompetisi, orientasi pasar, sikap kreatif dan inovatif, serta kemampuan komunikasi bisnis antarbudaya. Persektif komunikasi antabudaya, John W. Gold (1989), pakar komunikasi bisnis University of Southern California, sebagian besar kemampuan penertasi pasar luar negeri (internasional) oleh Negara-negara maju dipengaruhi secara signifikan oleh pemahaman pebisnis mereka terhadap budaya