Kelor
usut punya usut tanaman
kelor atau sering disebut daun kelor mempunyai manfaat, langsung saja simak
penjelan dari saya :
?Kelor
Moringa oleifera |
||||||||||
|
||||||||||
Moringa
oleifera
|
||||||||||
Moringa pterygosperma, Gaertn
|
Kelor atau merunggai
(Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian
batang 7—11 meter Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk
dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih
kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar
sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.Buah kelor berbentuk segitiga memanjang
yang disebut kelentang, juga dapat disayur.
Nama umum
Indonesia: Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier
tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây
Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay
v Penjelasan
Batang berkayu
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar;
percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus
dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak
daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah
berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau -
setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman,
berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar
seperti lobak.
Perbanyakan
bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran
rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam
sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Penelitian
terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya,
sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian,
kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk
penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim
Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993.
Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia,
dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam
pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan
sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk
diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan
sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering.
Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air
hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau
“tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain.
Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.
Periset dari
Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan
bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung
hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor
mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang
berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung.
“Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus
Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat.
Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Menurut Dr.
Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki
energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi
panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.
v Khasiat Daun
Kelor
Bayi dan anak-anak
pada masa pertumbuhan dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengkonsumsi
daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
7 x vitamin C
pada jeruk 4 x calcium pada susu 4 x vitamin A pada wortel 2 x protein pada
susu 3 x potasium pada pisang
Organisasi ini
juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan
bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40
tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas
di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health
(NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai
obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari
300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa
300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.
Manfaat utama
daun kelor adalah:
- Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
- Menyegarkan mata dan otak
- Meningkatkan metabolisme tubuh
- Meningkatkan stuktur sel tubuh
- Meningkatkan serum kolesterol alamiah
- Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
- Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
- Memperindah kulit
- Meningkatkan energi
- Memudahkan pencernaan
- Antioksidan
- Memelihara sistem imunitas tubuh
- Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
- Bersifat anti-peradangan
- Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
- Mendukung kadar gula normal tubuh
Dari hasil
analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi
yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan
mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi
sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan
energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk
mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan
mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline
(penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan
vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis),
kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis),
kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan
gangguan pertumbuhan pada anak).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar